melayu dan asal-usul melayu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap
masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat
berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapun
perubahan yang membawa pengaruh terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan
dengan cepat.
Peubahan
dalam masyarakat memang telah ada sejak dahulu landasan teori perubahan
kebudayaan suatu fenomena yang abadi dalam kehidupan di dunia ini. Perubahan kebudayaan
adalah adanya ketidak sesuaian unsure-unsur kebudayaan yang saling berbeda,
sehingga terhadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Apabila
manusia mahluk social, yang tidak bisa mempertahankan hidup selamnya. Segala
sesuatu yang ada di dunia ini akan mengalami kerusakan dan hanya ada saatu yang
abadi yakni tuhan yang Maha Esa.
Didalam
makalah ini membahas tentang kebudayaan melayu yang dibawa oleh Negara-negara
belahan nusantara mengembangkan nilai social, tradisi, adat istiadat yang ada
di Indonesia. Di nusantara kebudayaan melayu di datangkan di belahan Nusantara.
Pengertian melayu ada dua, melayu tua (melayu proto) dengan melayu muda (deutro
melayi).
1.2 Rumusan Masalah
Berpijak
dari latar belakan diatas maka terdapat
beberapa rumusan masalah diantaranya :
a. Menjelaskan pengertian Melayu !
b. Menjelaskan pengertian Tamadun !
c. Menjelaskan Asal-usul Bangsa
Melayu !
1.3 Tujuan Penulisan.
Dalam
penulisan makalah mengenai PENGERTIAN MELAYU DAN ASAL-USUL BANGSA MELAYU terdapat
beberapa tujuan diantaranya :
a. Memberi pengetahuan kepada pembaca
mengenai pengertian melayu agar tidak mengetahui arti melayu itu hanya sebatas
suku atau ras saja.
b. Memberi pengetahuan mengenai Asal-
Usul Bangsa melayu.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
a.
Pengertian
Melayu
Istilah melayu cukup banyak ragamnya, seorang
cendikiawan melayu bernama Bahanuddin Elhulaimy yang juga pernah menjadi ketua
umum partai islam tanah melayu dalam bukunya asas falsafah kebangsaan melayu,
terbit pertama kali pada tahun 1950, mencatat beberapa istilah kata tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal
dari kata mala (yang berarti mula) yu (yang berarti negeri) seperti
dinisbahkan kepada Ganggayu yang berarti negeri Gangga. Pendapat ini bisa
dihubungkan dengan cerita rakyat Melayu yang paling luas dikenal, yaitu cerita
si Kelambai atau sang Kelambai.
Dalam cerita itu disebutkan berbagai negeri, patung,
gua, dan ukiran dan sebagainya, yang dihuni atau disentuh oleh si kelembai,
semuanya akan mendapat keajaiaban. Ini member petunjuk bahwa negeri yang
mula-mula dihuni oranag melayu pada zaman purba itu, telah mempunyai peradapan
yang cukup tinggi.
Kemudian kata melayu
atau melayur dalam bahasa Tamil
berarti tanah tinggi atau bukit, disamping kata mala yang berarti hujan. Ini
bersesuaian dengan negeri-negeri orang melayu pada awalnya terletak pada
perbukitan, seperti tersebut dalam sejarah melayu, bukit Siguntung Mahameru.
Negeri ini sebagai negeri yang banyak
mendapat hujan, karena terletak antara dua benua, yaitu Asia dan Australia.
Selanjutnya dalam bahasa jawa, kata melayu berarti lari atau berjalan cepat.
Lalu kita kenal pula ada sungai Melayu, diantara dekat johor dan Bangkahulu.
Semua istilah dan perkataan itu dapat dirangkumkan sehingga melayu dapat
diartikan sebagai suatu negeri yang mula-mula didiami, dan dilalui oleh sungai,
yang diberi pula nama sungai Melayu.
Mereka membuat negeri diatas bukit, karena ada
pencairan es kutup utara yang menyebabkan sejumlah daratan atau pulau yang
rendah jadi terendam oleh air. Banjir dari
es kutub itu lebih dikenal dengan banjir atau topan Nabi Nuh. Untuk
menghindari banjir mereka berlarian mencari tempat yang tinggi (bukit) lalu
disitulah mereka membuat negeri.
Istilah melayu baru dikenal sekitar tahun 644
Masehi, melalui tulisan Cina yang menyebutkan dengan kata Mo-lo-yeu. Dalam
tulisan itu disebutkan bahwa Mo-lo-yeu menngirimkan utusan ke cina, membawa
barang hasil bumi untuk dipersembahkan kepada kaisar cina. Jadi, kata melayu
menjadi nama sebuah kerajaan dewasa itu. Banyak pertelingkahan, dimana kerajaan
yang bernama melayu itu. Tapi banyak yang berpendapat, kerajaan itu berada di
jambi sekarang ini.
Nenek moyang melayu itu ternyata juga beragam, baik
asalnya yang mungkin dari suku Dravida di india, mungkin juga Mongolia atau
campuran Dravida dengan Aria yang kemudian kawin dengan ras Mongolia. Kedatangan
mereka juga bergelombang ke Nusantara ini.[1]
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengertian melayu
merujuk kepada bangsa yang berbahasa melayu yang mendalami semenanjung Tanah
Melayu, pantai timur Sumatra, dan beberapa tempat lainya di wilayah Nusantara.
dalam arti sempit yang terdapat dalam pelembagaan Malaysia yakni perkara 153
mengatakan bahwa seseorang itu dapat di katagorikan sebagai melayu apabila
memiliki ciri-ciri seperti :[2]
1. Lazimnya
berbahasa melayu
2. Berkebudayaan
melayu
3. Beragama
islam
Pengertian
melayu menurut pengertian suku bangsa lebih berdasarkan etnis, walupun begitu
syarat bangsa melayu dan kebudayaan melayu masih diperlukan, tetapi tidaklah
semestinya beragama islam. Berdasarkan ini orang-orang melayu adalah :
1. Orang-orang
melayu yang mendiami kawasan Thai, pesisir Sumatra (utara medan, deli, sedang,
Palembang, riau lingga)
2. Ada
yang beragama budha dan Kristen
3. Orang-orang
melayu di Brunai dan sabah
Pengertian
melayu berdasarkan Ras, yaitu menerangkan penduduk seluruh Nusantara
berdasarkan kajian Geldara dan Kern. Mereka berasal dari satu kelompok bangsa
kemudian terebar keseluruh nusantara. pengertian mengikut ras ini lebih
bertumpu kepada suatu rumpun bangsa yang besar berkaitan.
Jadi
dapat disimpulkan, sehingga melayui dapat diartikan sebagai suatu negeri yang
pertama didiami oleh seluruh penduduk yang ada di nusantara oleh sungai yang di
beri nama dengan sungai melayu.
b.
Pengertian
Tamadun
Tamadun itu berasal dari kata madina
yaitu kota atau Bandar yang didalam berisikan peradaban sedangkan melayu
adalah berasal dari kata mala (yang berarti mula) dan yu (yang berarti negeri)
berarti tamadun melayu itu ialah kota yang yang penuh dengan peradaban
atau tamadun melayu itu ialah suatu daerah dimana terdapat komunitas
ras-ras melayu ataupun rumpun-rumpun melayu yang telah maju peradabannya dan
kebudayaannya, baik itu di sektor politik atau pemerintahan, teknologi,
okonomi, dan pengolahan di bidang agraris dan maritim, selain itu komunitas ini
juga tetap menjunjung tinggi nilai-kebudayaan, agama (Islam), Sosial yang
mencakup pentauhidan kepada Allah SWT, ahklak dan hubungan antar manusia.[3]
2.2
ASAL-USUL BANGSA MELAYU
Membicarakan
sejarah pasti berkenaan dengan masa lalu atau masa silam. Sejarah “ tidak
terpisah dari “budaya” atau “kebudayaan” (cultural historiography). Kebuayaan
sebagai hasil karya manusia, baik dalam bentuk material buah pikiran maupun
corak hidup manusia. Menurut EB. Taylor kebudayaan mencakup aspek yang amat
luas, yakni pengetahuan. Kepercayaan, kesenian, moral, dan adat istiadat dan
bahkan segala kebiasaan yang dilakukan dan dimiliki oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Nenek
moyang orang melayu ternyata beragam, ada yang berasal dari suku Dravida di
India, ada juga Mongolia atau campuran dari Dravida dan Aria kemudian kawin
dengan ras Mongolia. Mereka datang kenusantra dengan cara bergelombang.[4]
Teori-Teori Asal-Usul
Bangsa Melayu
secara umum
terdapat 2 teori mengenai asal usul bangsa melayu yaitu :[5]
1.
Orang
Melayu Berasal dari Yunan ( Teori Yunan)
Berdasarkan
teori ini dikatakan orang melayu datang dari Yunnan ke Kepulauan Melayu
menerusi tiga gelombang yang utama, yaitu orang Negrito, melayu proto dan juga
melayu Deutro.
a.
Melayu
Tua (Proto Melayu)
Disebut
melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang perantau pertama datang ke
kepulauan melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh para ahli
arzekeologi dan sejarah tiba sekitar 3000-2500 sebelum masehi.
Adapun
tergolong kedalam melayu tua (Proto Melayu) itu antara lain orang talang mamak,
orang sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini terkenal amat tradisional,
karena mereka amat teguh sekali memegang adat dan tradisinya. Pemegang teraju
adat seperti patih, batin dan Datuk kayu, amat besar sekali perananynya dalam
mengatur lalu lintas kehidupan. Sementara itu alam pikiran yang masih sederhana
dan kehidupan sangat ditentukan oleh factor alam, sehingga mereka mampu
menghasilkan makanan dengan cara bertani.
Perkampungan
puak melayu tua pada masa dulu jauh terpencil dari perkampungan melayu muda.
Ini mungkin berlaku karena mereka ingin menjaga kelestarian adat dan resam (
tradisi) mereka. Keadaan ini menyebabkan mereka amat ketinggalan dalam bidang
pendidikan sehingga kemajuan mereka amat lambat sekali.
b.
Melayu
Muda (Dutro Melayu)
Melayu
muda yang disebut juga Deutro Melayu gelombang kedua. Kedayangan nenek moyang
mereka tiba antara 300-250 tahun sebelum masehi, mereka lebih suka mendiami
daerah pantai yang ramai disinggahi prantau dan daerah aliran sungai-sungai
besar yang terjadi lalu lintas perdagangan, karena itu mereka bersifat lebih
terbuka dari melayu tua. Sytem social dan syteam nilainya punya potensi,
menghadapi perubahan ruang dan waktu serta selera zaman.
Pada
masanya baik melayu tua muda sama-sama memegang kepercayaan nenek moyang yang
disebut animisme ( semua benda yang mempunyai roh) dan dinamismeS (roh-roh
nenek moyang) keperccayaan ini kemudian semakin kental, oleh ajaran hindu dan
Budha sebab antara kedua kepercayaan ini hampir tidak ada bedanya. Keduanya
sama-sama berakar pada alam pikiran leluhur, yang kemudian mereka beri muatan
mitos, sehingga bermuatan spiritual, maka setelah kehadiran agama islam
terutama di daerah pesisir pantai serta daaerah aliran sungai-sungai besar
di Riau. Ternyata melayu muda lebih suka
memeluk agama baru yang tradisional itu. Kedatangan agama islam itu telah
membangkitkan semangat bermasyarakat yang lebih kuat dan kokoh, sehingga
berdirilah beberapa kerajaan melayu dengan dasar islam.[6]
Dengan
semakin berkembangnya agama islam lambat laun juga mempengaruhi Melayu tua,
agama islam juga mempengaruhi kehidupannya. Setelah melayu muda membentuk
beberapa kerajaan melayu dengan dasar islam, maka pemegang kendali kerajaan
disebut raja, sultan yang dipertuakan. Kerajaan dan kesultanan melayu tersebar
diseluruh wilayah pesisir. Kerajaan dan kesultanan melayu inilah yang
menghidupkan kebudayaan melayu. Dengan berkembangnya islam, cara berpikir mitos
terdahulu yang berkembang di masyarakat berubah menjadi berpikir secara
rasional. Begitu juga pengaruh kerajaan kesultanan malaka diseluruh riau,
sehingga tidak ada lagi yang tidak menerima agama isalm.
Ada
6 macam Puak Melayu yang ada di Riau :
1. Puak
Melayu Riau-Lingga, mendiami bekas kerajaan Riau-Lingga, yakni sebagian besar
daerah kepulauan Riau yang sekarang
terdiri dari Kabupaten Riau, Karimun, dan Natuna. Mereka sebagian telah kawin
dengan perantau Bugis dalam abad ke-18.
2. Puak
Melayu Siak, mendiami bekas kerajaan siak yang sebagian besar merupakan daerah
aliran sungai Siak. Mereka sebagian nikah-kawin dengan keturunan Arab sehingga
sebagian dari sultan Siak keturunan Arab.
3. Puak
Melayu Kampar, mendiami daerah aliran batang Kampar, mereka ada yang
nikah-Kawin dengan perantau minangkabau dan ada pula dengan orang jawa menjadi
Romusha Jepang.
4. Puak
Melayu Indragiri, mendiami daerah Indragiri yakni daerah aliran sungai
Indragiri. Mereka ada yang nikah-kawin dengan perantau Banjar dan juga
keturunan Arab.
5. Puak
Melayu Rantau Kuantan, mendiami daerah aliran Batang Kuantan yang telah masuk
kedalam kabupaten kuantan Singigi.
6. Puak melayu Petalangan, mendiami daerah Belantara
yang melalui beberapa cabang (anak) sungai daerah pangkalan kuras.[7]
2.
Orang
Melayu Berasal dari Nusantara ( Teori Nusantara)
Teori ini
disokong oleh sarjana-sarjana seperti J.Crawfurd,K.Himly,Sutan Takdir
Alisjahbana dan juga Gorys Keraf.Teori ini adalah disokong dengan alasan-alasan
seperti di bawah :
1) Bangsa
Melayu dan Bangsa Kawa mempunyai tamadun yang tinggi
Pada abab ke 19,Taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama.pekara ini menunjukan orang Melayu tidak berasal dari mana-mana,tetapi berasa dan berkembang di Nusantara
Pada abab ke 19,Taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama.pekara ini menunjukan orang Melayu tidak berasal dari mana-mana,tetapi berasa dan berkembang di Nusantara
2) K.Himly
tidak bersetuju dengan pendapat yang mengatakan bahawa
Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa. baginya
Persamaan yang berlaku di kedua-dua bahasa adalah satu fenomena ”ambilan”.
Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa. baginya
Persamaan yang berlaku di kedua-dua bahasa adalah satu fenomena ”ambilan”.
3) Manusia Kuno
Homo Soloinensis dan Homo Wajakensis terdapat di pulau jawa.penemuan manusia
kuno ini di pulau jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang melayu itu
keturunan daripada manusia kuno tersebut yakni berasal daripada jawa dan
mewujudkan tamadun bersendirian.
4) Bahasa di
Nusantara (Bahasa Austrinesia ) mempunyai perbezaan yang ketara dengan bahasa
di Asia Tengah (Bahasa Indo-Eropah ).[8]
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Istilah
melayu cukup banyak ragamnya, seorang cendikiawan melayu bernama Bahanuddin
Elhulaimy yang juga pernah menjadi ketua umum partai islam tanah melayu dalam
bukunya asas falsafah kebangsaan melayu, terbit pertama kali pada tahun 1950,
mencatat beberapa istilah kata tersebut.
Ada
pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata mala (yang berarti mula) yu (yang
berarti negeri) seperti dinisbahkan kepada Ganggayu yang berarti negeri Gangga.
Kemudian kata melayu atau melayur dalam bahasa Tamil berarti tanah
tinggi atau bukit, disamping kata mala yang berarti hujan. Ini bersesuaian
dengan negeri-negeri orang melayu pada awalnya terletak pada perbukitan,
seperti tersebut dalam sejarah melayu, bukit Siguntung Mahameru. Selanjutnya
dalam bahasa jawa, kata melayu
berarti lari atau berjalan cepat.
Asal-Usul
bangsa melayu ada tiga kumpulan yaitu orang Negrito,Melayu Proto dan Melayu
Deutro, manakala terdapat dua teori Yaitu Bangsa Melayu Berasal dari pada
Yunnan (Teori Yunnan) dan Bangsa Melayu Berasal dari pada Nusantara (Teori
Nusantara).
3.2 SARAN
Semoga
dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan
kita tentang Pengertian Melayu dan Asal-Usul Bangsa Melayu. Dari pembahasan
materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka
ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga
membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Uu. Hamadiy.
1423. Lagad Melayu dalam lintas Budaya Riau. Pekanbaru : Kajian Masyarakat
Melayu.
Uu. Hamadiy.
1999. Islam dan Masyarakat Melayu di Riau. Pekanbaru : UIR Pres.
bmstpm.blogspot.com/2007/06/konsep-melayu-dan-hipotesis-asal- usul.html
[1] Lagad melayu dalam lintasan
budaya riau, uu, Hamadiy ( pekanbaru, Blik Kratif Press : cetakan petama 1423
H) hlm : 3-4
[4] Kebudayan , (Bangkinang :
Dinas perhubungan dan Seni Buday.2005) hal: 5-7
[6] Kebudayan , (Bangkinang : Dinas perhubungan dan Seni Buday.2005)
hal: 7-8
[7] Lagad melayu dalam lintasan budaya riau, uu, Hamadiy ( pekanbaru,
Blik Kratif Press : cetakan petama 1423 H) hlm : 6
2 Komentar:
Bagus, cerdas
Jdi suku melayu dari cina?
Artikel yg saya baca diwikipedia berasal dari minang?
Mana yg betul sisebnernya???
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda