Jumat, 25 April 2014

KETERAMPILAN MENJELASKAN



Keterampilan menjelaskan merupakan aspek yang sangat penting bagi guru sebagai pengajar  karena sebagian besar percakapan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.[1]
Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Pejelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep “atas”. Jika peserta didiknya adalah usia TK (4-5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata. Begitu pula pada siswa tingkat SD, SMP, SMA, dan Tingkat Tinggi.

A.       Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang lain. Misalnya sebab dan akibat.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.[2]
Menjelaskan berarti memberikan penjelasan atau pengertian pada seseorang. Oleh sebab itu seorang guru yang melakukan kegiatan explaining, harus :
1.      Mengerti apa yang iya jelaskan.
2.      Mengerti bagaimana merencanakan suatu penjelasan.
3.      Mengetahui bagaimana cara menjelaskan kepada murit (pelaksanaan).[3]

Keterampilan memeberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu di dengan yang lainya.
Ciri utama keterampilan penjelasan yaitu menyampaikan informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.[4]

B.  Tahap-tahapan dalam menjelaskan
Terdapat lima tahap dalam penjelasan: menyampaikan informasi, menerangkan, menjelaskan, memberi contoh, latihan.
1.        Menyampaikan informasi
Secara sederhana, menyampaikan informasi adalah memberi tahu. Dalam konteks pembelajaran, menyampaikan informasi adalah memberitahu peserta didik tentang definisi-definisi atau pengertian-pengertian dasar tentang materi pembelajaran.
2.        Menerangkan
Pada tahap ini guru menguraikan istilah-istilah asing yang belum dikenal peserta didik.
3.        Menjelaskan
Langkah inti adalah penjelasan. Penjelasan dimaksudkan untuk menunjukkan “mengapa”, “bagaimana” dan “untuk apa”. Pola penjelasan ini berupaya membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang saling mempengaruhi, bahkan menunjukkan sebab-akibat.
4.        Pemberian contoh
Untuk meyakinkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan, berilah contoh konkret secara nyata.
5.        Latihan
Langkah terakhir di dalam pejelasan adalah latihan. Latihan peserta didik dengan mencari hubungan sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.

C.      Tujuan Keterampilan Menjelaskan
Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam memberikan penjelasan di kelas antara lain :
1.        Untuk membimbing siswa- siswi memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan “mengapa” yang di kemukakan oleh guru atau yang diajukan oleh siswa-siswi.
2.        Menolong siswa-siswi mendapat dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektip dan bernalar.
3.        Melibatkan siswa-siswi untuk berpikir memecahkan masalah atau pertanyaan.
4.        Untuk mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat pemahamanya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
5.        Menolong siswa-siswi unk menghayati dan mendapat proses, peralatan, dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti).[5]
6.      Membuat siswa berpikir secara logis, estetis, dan moral.
7.      Melatih siswa berpikir dengan menggunakan sebab dan akibat.[6]
8.      Melatih siswa mandiri di dalam mengambil keputusan bagi dirinya.
9.        Menanamkan sikap yakin pada diri, bahwa berpikirnya benar (beri jawaban yang benar).
10.    Menuntun siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan pertanyaan “ apa, mengapa, dan bagaimana”.
11.    Melibatkan siswa dalam berpikir memecahkan masalah.
12.    Untuk memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat pengertian mereka/ menghindari salah pengertian.
13.    Membantu siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning (proses kiat) dan menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang tidak pasti.[7]

D.      Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan
1.        Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun diakhir pembelajaran.
2.        Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar.
3.        Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
4.        Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik.
5.        Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.[8]
6.        Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karna pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada siswa.
7.        Tidak semua murid dapat menggali sendri pengetahuan dari buku atau sumber lainya. Oleh sebab itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
8.        Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaat oleh murid dalam belajar. Guru perlu membantu murid dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.[9]
E.       Komponen-komponen Mengajar Menjelaskan
Komponen-komponen mengajar menjelaskan dapat ditinjau secara garis besar terbagi dua, yaitu dari sisi menganalisis dan merencanakan dan penyajian.
1.    Merencanakan
Pnjelaskan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.[10]
Setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penjelasan yaitu isi pesan yang akan disampaikan dan peserta didik.
Ø  Yang berhubungan dengan isi pesan (materi standar) :
·      Tentukan garis besar materi yang akan dijelaskan.
·      Susunlah garis besar materi tersebut secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik.
·      Siapkan alat praga untuk memberikan contoh (ilustrasi) yang sesuai dengan garis besar materi yang akan dijelaskan.
Ø  Yang berhubungan dengan peserta didik :
Memberiakan suatu penjelasan harus dipertimbangkan siapa yang akan menerima penjelasan tersebut, bagaimana kemampuanya, dan pengetahuan dasar apa yang telah dimilikinya. Ketika merencanakan penjelasan harus sudah terbayang kondisi menerima pesan, karena penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang social,  dan lingkungan belajar.

2.    Penyajian
Dalam penyajianya perlu diperhatikan hal-hal sebgai berikut :
1.        Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar, tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan, tetapi dapat didengar oleh peserta didik.
2.        Gunakanlah intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan.
3.        Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta hindarkan kata-kata yang tidak perlu, seperti “eu” , “mm”, “ya ya”, “ya toh” ( hal ini perlu dilatih dan dibiasakan).
4.        Bila ada istilah-istilah khusus atau baru, berilah defenisi yang tepat.
5.        Perhatikanlah, apakah semua peserta didik dapat menerima penjelasan, dan apakah penjelasan yang akan diberikan dapat difahami serta menyenangkan dan dapat membantu membangkitkan motifasi belajar mereka.
Selain hal-hal diatas, terdapat dua pola yang dimiliki efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil, yaitu :
·      Pola Induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus).
·      Pola Induktif, yaitu hokum, contoh-contoh digunakan untuk memperjelas atau merinci lebih dalam suatu hokum atau feneralisasi yang tealah diberikan lebih dahulu.
Pola yang mana akan dipakai akan sangan bergantung kepada jenis bidang studi, usia siswa, dan latar belakang pengetahuan murid tentang pelajaran tersebut. Sehubungan juga dengan pola dalil dan contoh ini adalah penggunaan kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus secara teknis dan kelompok istilah yang digunakan untuk menghubungkan ide-ide dalam suatu penjelasan.[11]
6.    Penggunaan contoh dan ilustrasi : dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
7.    Pemberian tekanan : dalam memberikan penjelasan,  guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak, yang ini agak sukar”.
8.    Penggunaan balikan : “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,  keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti : “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya.
F.     Penerapan Keterampilan Menjelaskan
Pada hakikatnya fungsi utama menjelaskan adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu keterampilan guru untuk menjelaskan masalah atau teori kepada siswa harus memenuhi sehingga siswa mudah menerima dan menyerapnya. Penjelasan oleh guru selain untuk memberikan pengalaman, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, persetujuan, keinginan penyapinformasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan.
Pentingnya penguasaan menjelaskan adalah dengan penguasaan ini memungkinkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasanya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuanya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar.
Ketermpilan menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga sangat penting bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan penjelasan guru yang memicu siswa, maka siswa dapat berbalik mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu mngembagkan daya piker dan kreativitas siswa dalam belajar.
Menjelaskan merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuka berkomunikasi secara langsung. Menjelaskan adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berfikir yang teratur yang diungkapkan dengan cara percakapan, penulisan di papan atau slide, atau praktek dengan media.
Permasalahan suatu pembelajaran bisa muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkat kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dalam penulusuran masalah, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang diinginkan. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru harus profesional, inovatif, prespektif, dan proaktif dalam kelas, yang salah satu dengan cara memberikan pelurusan kepada siswa dengan cara penyampaian penjelasan yang bisa diterima siswa dengan mudah. Salah satu contohnya adalah dengan pertanyaan yang diungkapkan oleh siswa kemudian menyebarkan pertanyaan tersebut kepada seluruh kelas. Selanjutnya dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa, gur meunyimpulkan atau meluruskan jawaban yang sebenarnya.
Pada kenyataanya cara mengajar guru tidak seperti yang diharapkan, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melakukan kesalahan yang tidak disadari antara lain :
1.      Ketika melakukan kegiatan menjelaskan, guru hanya duduk terus menerus.
Sebaiknya guru jangan duduk terus menerus. Dengan adanya perpindahan posisi, akan menciptakan perhatian siswa.
2.      Suara guru terlalu pelan, dan pandangan tidak menyapu.
Sebaiknya suara guru harus dapat didengar oleh seluruh kelas dan pandangan menyapu ke seluruh kelas.
3.      Guru terlalu bertele-tele
Sebaiknya penjelasan yang diberikan secukupnya, dan diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mampu mengarahkan pada materi yang akan diajarkan.
4.      Guru tidak memiliki perencanaan awal yang akan diajarkan kepada siswa.
Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru seharusnya memiliki rancangan awal tentang apa yang akan diajrkan, agar memiliki arah yang jelas dalam menjelaskan.
5.      Tulisan guru di papan tulis harus jelas
Sebaiknya tulisan guru harus bisa dijangkau oleh siswa paling belakang bisa dengan cara menanyakan kepada siswa yang paling belakang apakah tulisa  tersebut sudah bisa terlihat.

Dalam kegiatan menjelaskan dibutuhkan suatu ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara subbab satu dengan subbab berikutnya sehingga akan membentuk sebuah penjelasan yang baik dan utuh.
Dalam kegiatan guru memberikan penjelasan haruslah kreatif, karena guru yang penuh inovasi akan selalu ditunggu para muridnya, tentunya kreasi dan inovasi yang positif. Bagaimana mungkin seorang guru mengajarkan muridnya supaya aktif kalau ia sendiri kontraproduktif. Dari sini diketahui bahwa guru banyak berurusan dengan strategi dalam melaksanakan tugas mengajar sehari-hari.
Dari uraian komponen dan prinsip keterampilan menjelaskan, serta pengalaman pembelajaran, maka terdapat kelebihan dan kelemahan penerapan keterampilan menjelaskan.

G.  Kelebihan Penerapan Keterampilan
1.      Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, menggorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
2.      Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan relevan.
3.      Mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-ide tersebut.
4.      Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.
5.      Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan materi.
6.      Dapat meningkatkan analisis guru terhadap teori yang sedang disampaikan dan guru menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam.

H.    Kelemahan Penerapan Keterampilan Menjelaskan
1.      Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi karakteristik auditif (mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.
2.      Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan membosankan.
3.      Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu sedikit bahkan habis untuk menjelaskan.[12]






















DAFTAR PUSTAKA

Drs. Zainal Asril. 2010. Micro Teaching. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada.
Dr. Usman. 2010. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Pesrsada.
Drs. Moh Uzer Usman. 2000.  Menjadi Guru profesional. Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Dr. E. Mulyasa. 2005. Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung : PT  Remaja Rosda karya.
Prof. Dr. H. Buchari Alma. 2009 . Guru Profesional menguasai metode dan keterampilan mengajar. Bandung : Alfabeta .
Drs. Ad Rooijakkers. 1991. Mengajar Dengan Sukses petunjuk untuk merencanakan dan menyampaikan pengajaran. Jakarta : PT Grasindo.
Saud, U. S. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung ; PT Remaja Rosdakarya.
Drs. Didi Supriadie, Dr. Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Drs. Saiful Bahri Djamarah. 1997. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Banjarmasin : PT Rineka Cipta.
Suyono dan Harianto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.


[1] Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, Mulyasa (Bandung, PT Remaja Rosdah karya :2005) hlm . 80
[2]  Model-model pembelajaran mengembangkan profesionallisme guru,  Rusman ( Jakarta, Rajawali pres, 2011) hlm. 86-87
[3] Guru profesional menguasai metode dan terampil mengajar, Buchari Alma (Bandung, Alfabeta : 2009) hlm. 35-36
[4] Microteaching , Zainal asril (Jakarta, Rajawali pers  PT  Raja Grafindo Persada) hlm. 84
[5] Microteaching, Erni dkk ( Surabaya, Aprinta,: 2009) hlm.18
[6] Komunkikasi pembelajaran, Didi Supriadi, Deni Darmawan ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 2012) hlm.156-157
[7] Ibid. hlm 36
[8] Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, Mulyasa (Bandung, PT Remaja Rosdah karya :2005) hlm . 80
[9]  Menjadi guru profesional, Moh.uzer  Usman, (Bandung, PT Remaja Rosda karya : 2000) hlm. 89
[10] Ibid.hlm 90
[11] Menjadi guru professional, Moh.uzer  Usman, (Bandung, PT Remaja Rosda karya : 2010) hlm. 81-82

4 Komentar:

Pada 20 Maret 2016 pukul 03.25 , Blogger Unknown mengatakan...

makasih kk buat makalah nya informatif, izin copas ya ^_^

 
Pada 23 Mei 2018 pukul 09.09 , Blogger YONNA CHINTYA mengatakan...

Makasih postingan nya sangat membantu😊☺

 
Pada 17 April 2019 pukul 14.46 , Blogger maulidabakhtiar mengatakan...

terimakasih banyak, tanpamu apajadinya aku hihi

 
Pada 19 Maret 2020 pukul 23.39 , Blogger Unknown mengatakan...

Terimakasih banyak.. postingan nya sanggat membantuh

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda