KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan merupakan
aspek yang sangat penting bagi guru sebagai pengajar karena sebagian
besar percakapan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap pemahaman siswa
adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang
didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap
tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.[1]
Seorang guru harus dapat
menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Pejelasan yang disampaikan
harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru
akan menjelaskan konsep “atas”. Jika peserta didiknya adalah usia TK (4-5
tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata.
Begitu pula pada siswa tingkat SD, SMP, SMA, dan Tingkat Tinggi.
A. Pengertian Keterampilan
Menjelaskan
Keterampilan
menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan
yang lain. Misalnya sebab dan akibat.
Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek
yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam
kelas.[2]
Menjelaskan
berarti memberikan penjelasan atau pengertian pada seseorang. Oleh sebab itu
seorang guru yang melakukan kegiatan explaining, harus :
1.
Mengerti apa yang iya
jelaskan.
2. Mengerti
bagaimana merencanakan suatu penjelasan.
3. Mengetahui
bagaimana cara menjelaskan kepada murit (pelaksanaan).[3]
Keterampilan
memeberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola
secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu di dengan yang
lainya.
Ciri
utama keterampilan penjelasan yaitu menyampaikan informasi yang terencana
dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.[4]
B. Tahap-tahapan dalam menjelaskan
Terdapat
lima tahap dalam penjelasan: menyampaikan informasi, menerangkan, menjelaskan,
memberi contoh, latihan.
1.
Menyampaikan informasi
Secara
sederhana, menyampaikan informasi adalah memberi tahu. Dalam konteks
pembelajaran, menyampaikan informasi adalah memberitahu peserta didik tentang
definisi-definisi atau pengertian-pengertian dasar tentang materi pembelajaran.
2.
Menerangkan
Pada tahap
ini guru menguraikan istilah-istilah asing yang belum dikenal peserta didik.
3.
Menjelaskan
Langkah inti adalah penjelasan. Penjelasan
dimaksudkan untuk menunjukkan “mengapa”, “bagaimana” dan “untuk apa”. Pola
penjelasan ini berupaya membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang
saling mempengaruhi, bahkan menunjukkan sebab-akibat.
4.
Pemberian contoh
Untuk
meyakinkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan,
berilah contoh konkret secara nyata.
5.
Latihan
Langkah
terakhir di dalam pejelasan adalah latihan. Latihan peserta didik dengan
mencari hubungan sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.
C. Tujuan Keterampilan
Menjelaskan
Beberapa
tujuan yang akan dicapai dalam memberikan penjelasan di kelas antara lain :
1.
Untuk membimbing siswa-
siswi memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan “mengapa” yang di kemukakan
oleh guru atau yang diajukan oleh siswa-siswi.
2.
Menolong siswa-siswi
mendapat dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektip
dan bernalar.
3.
Melibatkan siswa-siswi
untuk berpikir memecahkan masalah atau pertanyaan.
4.
Untuk mendapat umpan
balik dari siswa-siswi mengenai tingkat pemahamanya dan untuk mengatasi
kesalahan pengertian mereka.
5.
Menolong siswa-siswi
unk menghayati dan mendapat proses, peralatan, dan penggunaan bukti dalam
penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti).[5]
6.
Membuat siswa berpikir
secara logis, estetis, dan moral.
7.
Melatih siswa berpikir
dengan menggunakan sebab dan akibat.[6]
8.
Melatih siswa mandiri
di dalam mengambil keputusan bagi dirinya.
9.
Menanamkan sikap yakin
pada diri, bahwa berpikirnya benar (beri jawaban yang benar).
10. Menuntun
siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan pertanyaan “ apa, mengapa,
dan bagaimana”.
11. Melibatkan
siswa dalam berpikir memecahkan masalah.
12. Untuk
memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat pengertian mereka/
menghindari salah pengertian.
13. Membantu
siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning (proses kiat) dan
menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang tidak pasti.[7]
D.
Prinsip-prinsip
Keterampilan Menjelaskan
1.
Penjelasan dapat
diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun diakhir
pembelajaran.
2.
Penjelasan harus
menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi
dasar.
3.
Penjelasan dapat dapat diberikan
untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang
sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan
pembelajaran.
4.
Materi yang dijelaskan
harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik.
5.
Penjelasan yang
diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta
didik.[8]
6.
Meningkatkan
keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna
bagi siswa karna pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada
siswa.
7.
Tidak semua murid dapat
menggali sendri pengetahuan dari buku atau sumber lainya. Oleh sebab itu, guru
perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
8.
Kurangnya sumber yang
tersedia yang dapat dimanfaat oleh murid dalam belajar. Guru perlu membantu
murid dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok
dengan materi yang diperlukan.[9]
E.
Komponen-komponen
Mengajar Menjelaskan
Komponen-komponen
mengajar menjelaskan dapat ditinjau secara garis besar terbagi dua, yaitu dari
sisi menganalisis dan merencanakan dan penyajian.
1.
Merencanakan
Pnjelaskan
yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan
dengan isi pesan dan penerima pesan.[10]
Setidaknya
ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penjelasan yaitu isi
pesan yang akan disampaikan dan peserta didik.
Ø Yang berhubungan dengan
isi pesan (materi standar) :
·
Tentukan garis besar
materi yang akan dijelaskan.
·
Susunlah garis besar
materi tersebut secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami peserta
didik.
·
Siapkan alat praga
untuk memberikan contoh (ilustrasi) yang sesuai dengan garis besar materi yang
akan dijelaskan.
Ø Yang berhubungan dengan
peserta didik :
Memberiakan
suatu penjelasan harus dipertimbangkan siapa yang akan menerima penjelasan
tersebut, bagaimana kemampuanya, dan pengetahuan dasar apa yang telah
dimilikinya. Ketika merencanakan penjelasan harus sudah terbayang kondisi
menerima pesan, karena penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin,
kemampuan, latar belakang social, dan
lingkungan belajar.
2.
Penyajian
Dalam
penyajianya perlu diperhatikan hal-hal sebgai berikut :
1.
Bahasa yang diucapkan
harus jelas dan enak didengar, tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan,
tetapi dapat didengar oleh peserta didik.
2.
Gunakanlah intonasi
sesuai dengan materi yang dijelaskan.
3.
Gunakanlah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta hindarkan kata-kata yang tidak perlu,
seperti “eu” , “mm”, “ya ya”, “ya toh” ( hal ini perlu dilatih dan dibiasakan).
4.
Bila ada
istilah-istilah khusus atau baru, berilah defenisi yang tepat.
5.
Perhatikanlah, apakah
semua peserta didik dapat menerima penjelasan, dan apakah penjelasan yang akan
diberikan dapat difahami serta menyenangkan dan dapat membantu membangkitkan
motifasi belajar mereka.
Selain
hal-hal diatas, terdapat dua pola yang dimiliki efektivitas tinggi dalam
menghubungkan contoh dan dalil, yaitu :
·
Pola Induktif, yaitu
diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil
(rumus).
·
Pola Induktif, yaitu
hokum, contoh-contoh digunakan untuk memperjelas atau merinci lebih dalam suatu
hokum atau feneralisasi yang tealah diberikan lebih dahulu.
Pola
yang mana akan dipakai akan sangan bergantung kepada jenis bidang studi, usia
siswa, dan latar belakang pengetahuan murid tentang pelajaran tersebut.
Sehubungan juga dengan pola dalil dan contoh ini adalah penggunaan kata-kata
penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus secara teknis dan kelompok istilah yang
digunakan untuk menghubungkan ide-ide dalam suatu penjelasan.[11]
6. Penggunaan contoh dan ilustrasi :
dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Pemberian tekanan : dalam memberikan
penjelasan, guru harus memusatkan
perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang
tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat
lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak,
yang ini agak sukar”.
8. Penggunaan balikan : “guru hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika
penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
seperti : “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan
sebagainya.
F.
Penerapan
Keterampilan Menjelaskan
Pada
hakikatnya fungsi utama menjelaskan adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena
itu keterampilan guru untuk menjelaskan masalah atau teori kepada siswa harus
memenuhi sehingga siswa mudah menerima dan menyerapnya. Penjelasan oleh guru
selain untuk memberikan pengalaman, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
mengungkapkan gagasan, perasaan, persetujuan, keinginan penyapinformasi tentang
suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan.
Pentingnya
penguasaan menjelaskan adalah dengan penguasaan ini memungkinkan dapat
meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasanya,
mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala
pengetahuanya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber
belajar.
Ketermpilan
menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam proses
belajar-mengajar, tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga sangat penting
bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan penjelasan guru yang
memicu siswa, maka siswa dapat berbalik mengungkapkan atau mengekspresikan
gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu
mngembagkan daya piker dan kreativitas siswa dalam belajar.
Menjelaskan
merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuka berkomunikasi secara
langsung. Menjelaskan adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta
memerlukan cara berfikir yang teratur yang diungkapkan dengan cara percakapan,
penulisan di papan atau slide, atau praktek dengan media.
Permasalahan
suatu pembelajaran bisa muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkat
kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru
merupakan kunci dalam penulusuran masalah, mereka berada di titik sentral untuk
mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
diinginkan. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru harus profesional,
inovatif, prespektif, dan proaktif dalam kelas, yang salah satu dengan cara
memberikan pelurusan kepada siswa dengan cara penyampaian penjelasan yang bisa
diterima siswa dengan mudah. Salah satu contohnya adalah dengan pertanyaan yang
diungkapkan oleh siswa kemudian menyebarkan pertanyaan tersebut kepada seluruh
kelas. Selanjutnya dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa, gur
meunyimpulkan atau meluruskan jawaban yang sebenarnya.
Pada
kenyataanya cara mengajar guru tidak seperti yang diharapkan, guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran melakukan kesalahan yang tidak disadari antara lain :
1. Ketika melakukan kegiatan
menjelaskan, guru hanya duduk terus menerus.
Sebaiknya
guru jangan duduk terus menerus. Dengan adanya perpindahan posisi, akan menciptakan
perhatian siswa.
2. Suara guru terlalu pelan, dan
pandangan tidak menyapu.
Sebaiknya
suara guru harus dapat didengar oleh seluruh kelas dan pandangan menyapu ke
seluruh kelas.
3. Guru terlalu bertele-tele
Sebaiknya
penjelasan yang diberikan secukupnya, dan diselingi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mampu mengarahkan pada materi yang akan diajarkan.
4. Guru tidak memiliki perencanaan awal
yang akan diajarkan kepada siswa.
Sebelum
melakukan proses pembelajaran, guru seharusnya memiliki rancangan awal tentang
apa yang akan diajrkan, agar memiliki arah yang jelas dalam menjelaskan.
5. Tulisan guru di papan tulis harus
jelas
Sebaiknya
tulisan guru harus bisa dijangkau oleh siswa paling belakang bisa dengan cara
menanyakan kepada siswa yang paling belakang apakah tulisa tersebut sudah
bisa terlihat.
Dalam kegiatan menjelaskan
dibutuhkan suatu ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat
satu dengan kalimat yang lain, antara subbab satu dengan subbab berikutnya
sehingga akan membentuk sebuah penjelasan yang baik dan utuh.
Dalam kegiatan guru memberikan
penjelasan haruslah kreatif, karena guru yang penuh inovasi akan selalu
ditunggu para muridnya, tentunya kreasi dan inovasi yang positif. Bagaimana
mungkin seorang guru mengajarkan muridnya supaya aktif kalau ia sendiri
kontraproduktif. Dari sini diketahui bahwa guru banyak berurusan dengan
strategi dalam melaksanakan tugas mengajar sehari-hari.
Dari uraian komponen dan prinsip
keterampilan menjelaskan, serta pengalaman pembelajaran, maka terdapat
kelebihan dan kelemahan penerapan keterampilan menjelaskan.
G. Kelebihan Penerapan Keterampilan
1.
Lebih mudah dalam
mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, menggorganisasi, dan menilai
informasi yang diterima.
2.
Lebih mudah dalam
memancing meningkatkan kemampuan siswa dalan membentuk dan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan relevan.
3.
Mendorong siswa untuk
mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-ide tersebut.
4.
Dapat mengatasi masalah
pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.
5.
Merupakan cara yang
lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan materi.
6.
Dapat meningkatkan
analisis guru terhadap teori yang sedang disampaikan dan guru menjadi
benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam.
H. Kelemahan Penerapan
Keterampilan Menjelaskan
1.
Bila menjelaskan
dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi karakteristik auditif
(mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.
2.
Apabila selalu
digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan membosankan.
3.
Bila menjelaskan
dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu sedikit
bahkan habis untuk menjelaskan.[12]
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Zainal Asril. 2010. Micro Teaching. Jakarta : PT Raja
Grapindo Persada.
Dr. Usman. 2010. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.
Jakarta : PT Raja Grafindo Pesrsada.
Drs. Moh Uzer Usman. 2000. Menjadi
Guru profesional. Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Dr. E. Mulyasa. 2005. Menjadi guru profesional menciptakan
pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Prof. Dr. H. Buchari Alma. 2009 . Guru Profesional menguasai metode dan
keterampilan mengajar. Bandung : Alfabeta .
Drs. Ad Rooijakkers. 1991. Mengajar Dengan Sukses petunjuk untuk
merencanakan dan menyampaikan pengajaran. Jakarta : PT Grasindo.
Saud, U. S. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung:
Alfabeta.
Suyadi.
2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan
Karakter. Bandung ; PT Remaja Rosdakarya.
Drs. Didi Supriadie, Dr. Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Drs. Saiful Bahri Djamarah. 1997. Guru dan anak didik dalam interaksi
edukatif. Banjarmasin : PT Rineka Cipta.
Suyono dan Harianto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Scribd.
Keterampilan Menjelaskan (Online)
http://panduanguru.com/2014/02/keterampilan-menjelaskan-explaning-skills/
[1] Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan, Mulyasa (Bandung, PT Remaja Rosdah karya :2005) hlm . 80
[2] Model-model pembelajaran
mengembangkan profesionallisme guru,
Rusman ( Jakarta, Rajawali pres, 2011) hlm. 86-87
[3] Guru profesional menguasai metode dan terampil mengajar, Buchari
Alma (Bandung, Alfabeta : 2009) hlm. 35-36
[4] Microteaching , Zainal asril (Jakarta, Rajawali pers PT
Raja Grafindo Persada) hlm. 84
[5] Microteaching, Erni dkk ( Surabaya, Aprinta,: 2009) hlm.18
[6] Komunkikasi pembelajaran, Didi Supriadi, Deni Darmawan ( Bandung,
PT Remaja Rosdakarya: 2012) hlm.156-157
[7] Ibid. hlm 36
[8] Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan, Mulyasa (Bandung, PT Remaja Rosdah karya :2005) hlm . 80
[9] Menjadi guru profesional,
Moh.uzer Usman, (Bandung, PT Remaja
Rosda karya : 2000) hlm. 89
[10] Ibid.hlm 90
[11] Menjadi guru professional, Moh.uzer
Usman, (Bandung, PT Remaja Rosda karya : 2010) hlm. 81-82
[12] Scribd. Keterampilan Menjelaskan (Online) http://panduanguru.com/2014/02/keterampilan-menjelaskan-explaning-skills/
4 Komentar:
makasih kk buat makalah nya informatif, izin copas ya ^_^
Makasih postingan nya sangat membantu😊☺
terimakasih banyak, tanpamu apajadinya aku hihi
Terimakasih banyak.. postingan nya sanggat membantuh
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda